Assalamu'alaikum ...

🌟 SD Negeri 2 Tunahan – "Cerdas dalam Pikiran, Luhur dalam Perilaku" – Langkah Kecil Mengubah Masa Depan – Bersama SD Negeri 2 Tunahan, Mari Wujudkan Mimpi 🌟
Menu
SD Negeri 2 Tunahan

MENGAPA GURU HARUS LIBUR KETIKA MURID LIBUR?


Tunahan 4 Desember 2025 - Ketika murid libur, sebagian orang masih berpikir guru itu “ikut-ikutan libur.” Seakan-akan guru adalah mahluk mitologis yang tugasnya hanya muncul saat bel masuk berbunyi, lalu hilang ke dimensi lain ketika jam pelajaran selesai. Padahal, dalam dunia nyata dan menurut kacamata psikologi, guru adalah manusia—ya, betul, manusia—dengan otak, hati, dan kapasitas energi yang juga perlu diisi ulang.

Dalam filsafat, ada satu prinsip sederhana: “Yang terkuras harus diisi, yang tegang harus dilonggarkan.” Guru bukanlah robot tanpa emosi, dan kita tentu memahami bahwa ketenangan lahir dari pengelolaan diri yang bijak. Dan itulah alasan mengapa guru perlu libur ketika murid libur.

Dan ini beberapa alasannya ;


1. Guru juga butuh jeda dari “bising dalam sunyi”

Seorang guru mungkin tampak tenang di kelas, tetapi di dalam kepalanya sedang terjadi orkestra lengkap: memikirkan strategi pembelajaran, karakter tiap murid, perkembangan akademik, serta “misteri” mengapa pensil 2B selalu hilang.
Dalam sudut pandang Stoik, jiwa yang terlalu lama menahan beban tanpa hening akan kehilangan kejernihan.

Libur itu bukan malas. Libur adalah jeda agar guru dapat kembali melihat dunia dengan mata jernih.
Seperti kalimat Epictetus yang diadaptasi secara bebas :
“Orang yang tak pernah berhenti akan sulit menemukan arah.”


2. Karena energi mental bukan baterai borongan

Dalam psikologi, guru termasuk profesi dengan beban emosional tinggi. Bukan hanya mengajar, tetapi juga mendengar, memahami, menenangkan, memotivasi, dan kadang menjadi “detektif” sosial kecil-kecilan.

Stoik mengajarkan keadilan pada diri sendiri:
“Berikan pada tubuh dan pikiranmu apa yang memang menjadi haknya.”
Mengajar terus tanpa libur berarti mengabaikan hak dasar itu—dan akhirnya guru bekerja dalam keadaan “mode hemat energi”.

Percayalah, murid lebih bahagia jika gurunya mengajar dari hati yang utuh, bukan dari baterai 3%.


3. Agar guru tetap manusia, bukan legenda urban

Jika guru tak pernah libur, nanti akan muncul mitos:
“Guru itu nggak bisa capek.”
“Guru itu mesin pengetahuan.”
“Guru itu makanannya cuma RPP.”

Stoik menolak ilusi semacam ini. Mereka mengajarkan kejujuran terhadap realitas:
Manusia punya batas, dan itu bukan kelemahan, melainkan pengingat bahwa kita butuh keseimbangan.

Libur membuat guru kembali menjadi manusia biasa: yang bisa minum kopi tanpa buru-buru, menghela napas tanpa dikejar tugas, dan menikmati detik-detik sederhana tanpa memikirkan lembar kerja peserta didik.


4. Guru perlu ruang untuk memperbaiki diri, bukan hanya memperbaiki nilai siswa

Stoik berkata: “Sibukkan diri untuk memperbaiki diri, bukan untuk membuktikan diri.”
Libur adalah ruang pribadi untuk:

  • refleksi diri,

  • belajar hal baru,

  • memperbaiki cara mengajar,

  • atau sekadar merapikan pikiran yang tercerai-berai seperti spidol di ruang kelas.

Guru yang tak diberi waktu mengisi dirinya akan seperti gelas kosong yang dipaksa menuang. Mustahil.


5. Karena istirahat adalah bagian dari tanggung jawab

Lucu tetapi benar:
Banyak guru merasa bersalah ketika libur.
Padahal dari sudut pandang psikologi, istirahat bukan penghindaran, tapi tanggung jawab profesional.

Guru yang istirahat dengan cukup memiliki:

  • kesabaran lebih stabil,

  • emosi lebih terkendali,

  • kreativitas lebih segar,

  • dan kemampuan menyimak masalah siswa dengan lebih jernih.

Stoik menyebut ini sebagai “pengelolaan diri demi kebaikan bersama.”
Dan tentu saja, itu lebih baik daripada mengajar dalam keadaan “lelah tapi dipaksa senyum.”


6. Karena murid butuh guru yang kembali dalam mode terbaik, bukan mode bertahan hidup

Murid libur untuk menyegarkan pikiran, tumbuh, bermain, menikmati hidup.
Guru libur untuk alasan yang sama—supaya saat murid kembali ke sekolah, mereka bertemu guru yang:

  • lebih tenang,

  • lebih bijak,

  • lebih humoris,

  • dan tidak terlihat seperti karakter video game yang habis bar health-nya.


Guru libur ketika murid libur bukan karena ikut-ikutan, tapi karena itu cara yang sehat, manusiawi, dan bijaksana
“Karena bahkan matahari pun terbenam setiap hari, masa guru tidak?”

Hanya sebuah catatan dikala pikiran menghitung, menimbang dan membagi hari yang tepat untuk bisa sambangan anak-anak di pondok. 

Tunahan 4 Desember 2025 - Ketika murid libur, sebagian orang masih berpikir guru itu “ikut-ikutan libur.” Seakan-akan guru adalah mahluk ...
SD Negeri 2 Tunahan Kamis, 04 Desember 2025
SD Negeri 2 Tunahan

IFP Bantuan Pemerintah Tahun 2025 Resmi Hadir di SD Negeri 2 Tunahan : Dorong Transformasi Digital dan Tingkatkan Mutu Pembelajaran Interaktif


Jepara, 4 Desember 2025
— Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2025 mulai mendistribusikan perangkat Interactive Flat Panel (IFP) atau Smart Board ke sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan memperkuat transformasi digital pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui integrasi teknologi interaktif di ruang kelas.

Jika belum menerima, bisa ditrack di sini dengan memasukkan NPSN.

Kehadiran IFP di banyak sekolah menjadi momentum penting dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, mendorong kreativitas guru, serta memperkuat literasi digital siswa sejak jenjang sekolah dasar.


Fitur Unggulan IFP untuk Pembelajaran Modern

Perangkat IFP bantuan pemerintah hadir dengan berbagai fitur canggih, antara lain:

  • Layar sentuh interaktif berukuran besar, yang memungkinkan guru dan siswa berkolaborasi langsung dengan sentuhan jari atau stylus.

  • Tampilan multimedia, mendukung pemutaran video, gambar, animasi, dan simulasi edukatif.

  • Kolaborasi kelas real-time, memfasilitasi kuis, kerja kelompok, dan pemecahan masalah secara interaktif.

  • Integrasi dengan laptop dan jaringan internet, sehingga memudahkan akses sumber belajar digital.

  • Fitur penyimpanan otomatis, memungkinkan materi disimpan dan dibuka kembali tanpa menulis ulang.

Dengan fitur ini, pembelajaran dapat berlangsung lebih dinamis, interaktif, dan menyenangkan.


Manfaat bagi Mutu Pembelajaran

Pemanfaatan IFP membawa sejumlah manfaat strategis, di antaranya:

  • Meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa.

  • Membantu guru menyampaikan materi secara visual dan kontekstual.

  • Memungkinkan pembelajaran berdiferensiasi sesuai gaya belajar siswa.

  • Mewujudkan suasana kelas yang aktif, kolaboratif, dan kreatif.

  • Membantu sekolah mempersiapkan generasi digital abad ke-21.


Keterbatasan Perangkat dan Harapan Ke Depan

Meski membawa manfaat besar, sekolah masih menghadapi tantangan karena setiap sekolah hanya menerima satu unit IFP. Kondisi ini menuntut penjadwalan bergiliran antar kelas sehingga belum semua siswa dapat menikmatinya secara maksimal.

Satuan pendidikan berharap pemerintah ke depan dapat menambah unit perangkat sehingga setiap rombongan belajar (rombel) memiliki IFP secara merata.

“Kami bersyukur atas bantuan ini, namun untuk pemerataan akses, besar harapan kami agar ke depannya setiap kelas dapat memiliki perangkat serupa,” ujar salah satu kepala sekolah.

Selain itu, sekolah juga menyoroti kebutuhan pelatihan teknis dan pedagogis bagi guru agar pemanfaatan fitur IFP dapat optimal.

“Diperlukan pelatihan khusus agar guru mampu menggali seluruh potensi fitur yang tersedia dan tidak hanya menggunakan secara dasar,” tambahnya.


Pelaksanaan Perakitan di SD Negeri 2 Tunahan

Di SD Negeri 2 Tunahan, proses perakitan perangkat IFP dilaksanakan pada hari Rabu, 3 Desember 2025  pukul 16.00–17.00 WIB oleh tim teknis yang ditugaskan. Namun, dalam proses tersebut tidak disertai sesi pengenalan fitur atau pelatihan penggunaan bagi guru.

Akibatnya, para guru harus berinisiatif mencari sumber belajar secara mandiri. Saat ini, guru-guru SD Negeri 2 Tunahan mempelajari cara penggunaan dan pemanfaatan fitur-fitur IFP melalui referensi dari media sosial, video pembelajaran, serta komunitas digital pendidikan.

Para guru berharap, pada awal Semester 2 tahun ajaran ini, mereka sudah siap dan percaya diri menggunakan IFP dalam pembelajaran di depan murid sehingga manfaat teknologi dapat dirasakan secara maksimal.


Keamanan Data dan Aplikasi Pendukung

Untuk mengoptimalkan penggunaan perangkat, sekolah dianjurkan mengunduh aplikasi pendukung seperti:

  • Whiteboard digital interaktif,

  • Aplikasi kuis dan gamifikasi pembelajaran,

  • Aplikasi multimedia edukasi,

  • Platform pembelajaran digital nasional,

  • Aplikasi presentasi dan kolaborasi kelas.

Di sisi lain, penerapan literasi keamanan digital menjadi prioritas melalui penggunaan aplikasi legal, pengaturan hak akses, dan perlindungan jaringan internet sekolah.


Penutup

Program bantuan IFP tahun 2025 membuktikan komitmen pemerintah dalam membangun budaya belajar berbasis teknologi. Walaupun masih terdapat keterbatasan jumlah perangkat dan belum tersedianya pelatihan teknis bagi guru, semangat inovasi dan kemandirian tenaga pendidik menjadi modal utama dalam mengoptimalkan pemanfaatannya.

IFP bukan sekadar perangkat, tetapi langkah nyata menuju ruang kelas modern yang kreatif, inspiratif, dan sesuai kebutuhan pendidikan masa depan.


Bagaimana dengan IFP di sekolah/madrasah bapak/ibu? Sudahkan terinstal dan digunakan? Silahkan berbagi cerita di kolom komentar ini. 


Jika belum menerima, bisa ditrack di sini dengan memasukkan NPSN.

Jepara, 4 Desember 2025 — Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2025 mulai mendistribusika...
SD Negeri 2 Tunahan