Pagi itu, suasana di SD Negeri 2 Tunahan terasa lebih semarak dari biasanya. Hari masih menunjukkan pukul 07.00 WIB, namun halaman sekolah sudah dipenuhi suara tawa dan canda murid baru kelas I hingga kelas VI yang berkumpul bersama kakak kelas dan guru pendamping. Mereka semua mengenakan seragam olahraga berwarna cerah, membawa tas kecil berisi bekal, serta topi untuk melindungi diri dari terik matahari. Hari itu adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu: kegiatan Edu Wisata ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Jepara, sebuah agenda istimewa dalam rangkaian Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026.
Kepala sekolah, Bapak Sutrisno, membuka kegiatan dengan memberi arahan singkat. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa tujuan dari Edu Wisata ini bukan hanya sekadar jalan-jalan, melainkan sarana belajar di luar kelas yang memberi pengalaman nyata kepada anak-anak. “Hari ini kita akan belajar bagaimana petugas pemadam kebakaran bekerja, bagaimana cara mencegah kebakaran, dan yang terpenting, bagaimana menjaga keselamatan diri. Semoga anak-anak semua mendapatkan pengalaman berharga yang tak terlupakan,” ucapnya dengan penuh semangat.
Setelah doa bersama, rombongan pun berangkat menggunakan dua bus sekolah. Sepanjang perjalanan menuju kantor Dinas Damkar Jepara, anak-anak tampak riang. Mereka bernyanyi bersama, melambai ke arah warga yang dilewati, dan sesekali bertanya kepada guru tentang apa yang akan mereka temui nanti. Jarak dari sekolah ke kantor Damkar tidak terlalu jauh, sekitar 45 menit perjalanan, namun suasana gembira membuat waktu terasa begitu cepat.
Sesampainya di kantor Dinas Damkar, para murid disambut hangat oleh beberapa petugas berpakaian seragam lengkap berwarna oranye cerah. Salah satu di antaranya, Komandan Regu bernama Pak Haryanto, memberi salam ramah. “Selamat datang adik-adik dari SD Negeri 2 Tunahan! Hari ini kalian akan jadi sahabat Damkar, belajar banyak hal tentang keberanian dan keselamatan.” Sambutan itu langsung disambut sorak-sorai anak-anak yang tak sabar mengikuti kegiatan.
Kegiatan dimulai dengan perkenalan dunia pemadam kebakaran di aula. Melalui tayangan video dan cerita singkat, petugas menjelaskan berbagai tugas pemadam kebakaran: bukan hanya memadamkan api, tetapi juga menyelamatkan korban kecelakaan, membantu saat bencana alam, hingga mengevakuasi hewan yang membahayakan warga. Anak-anak dibuat kagum melihat keberanian para petugas dalam menghadapi situasi berbahaya.
Setelah sesi teori, tibalah saat yang paling ditunggu: tur keliling markas Damkar. Anak-anak diajak melihat langsung mobil pemadam kebakaran yang gagah dengan tangki air besar, selang panjang, serta peralatan keselamatan. Petugas menjelaskan fungsi masing-masing peralatan dengan sabar. Ada helm, sepatu tahan api, hingga tabung oksigen untuk masuk ke area berasap tebal. Anak-anak pun berebut mengajukan pertanyaan.
“Pak, kalau apinya besar sekali, apa nggak takut?” tanya seorang murid dengan polos.
Pak Haryanto tersenyum dan menjawab, “Takut itu wajar, Nak. Tapi kami dilatih untuk berani karena tugas kami menyelamatkan orang lain. Justru dengan rasa takut itu, kami jadi lebih hati-hati.” Jawaban itu membuat anak-anak terdiam kagum, lalu bertepuk tangan.
Selanjutnya, anak-anak diberi kesempatan mencoba memegang selang air. Dengan bimbingan petugas, mereka belajar menyemprotkan air ke arah lapangan. Tentu saja, selang yang besar dan berat membuat mereka kewalahan. Namun keceriaan terpancar dari wajah mereka, apalagi saat air menyembur kuat seperti hujan deras. Gelak tawa pun terdengar, membuat suasana semakin meriah.
Tak hanya itu, para petugas juga mengajarkan cara sederhana menghadapi kebakaran di rumah. Anak-anak diajari bagaimana keluar dengan cepat saat ada api, tidak bersembunyi di bawah tempat tidur, serta menutup hidung dengan kain basah agar tidak terlalu banyak menghirup asap. Mereka bahkan diperagakan cara “Stop, Drop, and Roll”, yakni berhenti, tiarap, dan berguling jika baju terbakar. Anak-anak mengikuti dengan antusias, seakan bermain peran.
Di sela kegiatan, murid-murid diajak istirahat menikmati bekal masing-masing. Mereka duduk berkelompok di halaman kantor Damkar, berbagi makanan dengan teman, sambil membicarakan pengalaman seru barusan. Beberapa guru memanfaatkan momen itu untuk menekankan kembali nilai yang bisa dipetik: pentingnya kerjasama, disiplin, dan keberanian.
Usai istirahat, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif. Beberapa murid maju untuk bertanya, bahkan ada yang bercita-cita ingin menjadi pemadam kebakaran ketika besar nanti. Petugas pun memberi motivasi agar anak-anak selalu rajin belajar, sehat jasmani, dan berani menolong sesama.
Menjelang siang, acara ditutup dengan foto bersama. Anak-anak berpose di depan mobil pemadam kebakaran dengan wajah ceria, beberapa bahkan memakai helm Damkar yang dipinjamkan. Kepala sekolah memberikan cendera mata sederhana kepada Dinas Damkar sebagai ungkapan terima kasih, sementara pihak Damkar juga memberikan buku kecil tentang keselamatan kebakaran untuk dibawa pulang oleh murid.
Dalam perjalanan pulang ke sekolah, anak-anak tampak masih larut dalam kesan mendalam. Mereka saling bercerita pengalaman favoritnya: ada yang suka saat menyemprotkan air, ada yang terkesan dengan keberanian petugas, dan ada pula yang tertarik dengan mobil besar Damkar. Sesampainya di sekolah, guru mengajak anak-anak menuliskan pengalaman mereka dalam bentuk cerita pendek sebagai refleksi kegiatan.
Kegiatan Edu Wisata ini benar-benar meninggalkan makna. Bukan hanya mengenalkan profesi pemadam kebakaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting: keberanian, kepedulian, kerja sama, serta rasa syukur. MPLS tahun ini pun terasa lebih hidup, karena anak-anak belajar langsung dari pengalaman nyata yang tak akan mereka lupakan.
Sebagaimana disampaikan salah satu murid kelas V, “Aku sekarang jadi tahu kalau pemadam kebakaran itu pahlawan. Mereka berani melawan api untuk menyelamatkan orang lain. Aku juga mau belajar jadi berani, walau masih kecil.” Kalimat sederhana itu mencerminkan keberhasilan kegiatan: menyalakan semangat dan inspirasi bagi murid-murid.
Pada akhirnya, Edu Wisata ke Dinas Damkar Jepara bukan sekadar kunjungan, melainkan pelajaran hidup. Anak-anak pulang dengan hati gembira, pikiran terbuka, dan motivasi baru. Semoga pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi perjalanan mereka di sekolah maupun di masa depan.

Semangat, salut tebarkan semangat pada peserta didik
BalasHapus